Langsung ke konten utama

Postingan

Kontribusi Public Relation dalam Organisasi

Kontribusi Public Relation dalam Organisasi Oleh : Merita Ratih Indriyana (Merita) 01312146045 Salah satu indikator keberhasilan suatu organisasi adalah reputasi yang baik dalam memberikan hasil nyata dan berorientasi tujuan. Berangkat dari hal tersebut keberadaan Public Relations dirasa sangat penting pada suatu organisasi. Menjalankan fungsi manajemen menjadikan Public Relations sangat menentukan kesuksesan dan kegagalan organisasi dalam membangun dan mempertahankan hubungan dengan publiknya. Maka tak mengherankan apabila saat ini berbagai bidang organisasi menggunakan jasa seorang Public Relations, mulai dari organisasi pemerintahan, pendidikan, perbankan, perindustrian, perdagangan hingga organisasi Internasional. Menurut Charles S. Steinberg, Public Relations atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut Hubungan Masyarakat atau disingkat Humas adalah usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan dengan publiknya, usaha untuk memberikan atau menampakkan k
Postingan terbaru

ADVETORIAL

Mewujudkan Impian Menjadi Broadcaster Handal Bersama Sekolah Tinggi Multimedia Trainning Center Yogyakarta Teknologi khususnya dalam dunia broadcasting atau dikenal dengan penyiaran saat ini berkembang begitu pesat. Dengan dukungan teknologi broadcasting industri media dituntut untuk mampu mencerdaskan bangsa melalui konten-kontennya. Namun, teknologi broadcasting ini tidak ada artinya tanpa dukungan broadcaster handal. Untuk memenuhi tuntutan tersebut industri media meningkatkan kualifikasi bagi sumber daya manusia yang akan menunjang organisasi mereka.  Basic broadcasting menjadi hal yang diutamakan agar nantinya dapat menghasilkan konten yang berkualitas. Basic broadcasting ini hanya bisa didapatkan melalui proses belajar di lembaga pendidikan yang berorientasi pada broadcasting atau penyiaran dengan fasilitas broadcasting yeng lengkap. Sekolah Tinggi Multimedia Training Center Yogyakarta atau biasa disingkat dengan STMM MMTC Yogyakarta  merupakan sekolah tinggi yang berori

FEATURE

Merah Corah bagi Pecinta Pedas Para pengunjung sesekali mengelap keringatnya yang bercucuran dengan telapak tangan, kemudian kembali menancapkan tusuk gigi ke dadu kenyal yang berlumur cairan berwarna merah darah itu dengan berapi-api. Padahal lidah sudah gerah terbakar. Sementara di sudut yang lain pengunjung sibuk mengantri. Pesanan demi pesanan membanjiri, sang penjual dengan cekatan meladeni. Begitulah suasana salah satu warung yang menjual pentol corah. Ya pentol corah namanya. Bagi anda yang berasal dari luar Madiun tentu masih asing dengan makanan yang satu ini. Namun bagi arek Madiun makanan ini sudah sangat familiar dan begitu fenomenal. Memiliki kepedasan tingkat dewa yang mampu membuat ketagihan menjadi daya tarik tersendiri bagi jenis kuliner khas Madiun yang satu ini. Penikmat pentol corah seakan tak pernah menyerah untuk melahap satu persatu pentol corah ini hingga tak tersisa. Menurut Agung, salah satu pembeli dan penyuka kuliner pedas ini mengaku sering menye

OPINI

Adu Kreativitas dalam Kata dan Visual Bermakna ala Ramadhan Iklan bernuansa Islami rutin menghiasi layar televisi setiap tahunnya di bulan Ramadhan. Begitu pula dengan ramadhan tahun ini. Iklan menjadi menjadi penyemarak televisi dengan aneka konsep khas bulan suci. Jenis iklan sangat beragam, namun didominasi iklan produk makanan dan minuman yang menggugah selera. Melalui tagline nya iklan televisi berusaha menyampaikan pesan bernuanasa islami khas Ramadhan. Terlepas pada akhirnya mempromosikan produknya. Mengutip definisi iklan dari kamus besar bahasa Indonesia KBBI, iklan didefinisikan sebagai berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Dari definisi di atas kita bisa menyimpulkan bahwa mendorong dan membujuk adalah komponen utama sekaligus tujuan dari iklan, baik yang bersifat komersil maupun non komersil. Kita bisa mengapresiasi pihak pengiklan yang bagaimanapun telah berusaha menebar kebaikan lewat pesan

SOSOK

Putri Juragan Sapi Sang Dewi Kemaritiman Nusantara   Dialah Susi Pudjiastuti (sekarang berusia 50 tahun) sang Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Dirinya resmi mengawal birokrasi dibawah kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang tergabung dalam Kabinet Kerja 2014-2019, pasca pengumuman dan pengangkatan resmi atas dirinya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada 26 Oktober 2014 lalu. Dibawah kepemipinannya wanita asal Pengandaran ini yakin bahwa “Indonesia harus jaya di kelautan. 70 persen adalah laut, dengan goodwill semua pihak bisa”. Menggantikan posisi Sharif Cicip Sutarjo pada kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2009-2014. Tentunya publik memiliki banyak harapan pada sosok Susi Pudjiastuti sebagai pemimpin kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Harapan bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang lebih baik dan sejahtera khususnya di sektor kelaut

Seni Penanda Demokrasi

Seni Penanda Demokrasi Mural telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dunia. Diakui sebagai salah satu seni, mural telah dikenal pada zaman prasejarah (sebelum Masehi). Mural tidak bisa  dipisahkan dari dinding atau tembok. Dinding atau tembok inilah yang menjadi media dari seni mural ini, sehingga banyak yang mengartikan mural sebagai seni lukis dinding. Melalui visualisasi mural para seniman mural berusaha membangun imajinasi masyarakat. mereka membiarkan masyarakat menangkap makna dalam gambar yang mereka buat. Melalui mural pula mereka berkomunikasi dua arah dengan masyarakat. Sehingga masyarakat sebagai penikmat secara tidak langsung telah melakukan interaksi dengan seniman mural ini. Mural sendiri masuk ke Indonesia sejak diadakanya event Jack@art 2001, yaitu lomba lukis mural yang diadakan komunitas mural di Jakarta. Sekarang ini mural telah banyak dijumpai di jalanan, terutama di kota-kota besar. Bahkan Yogyakarta yang dikenal dengan slogan berhati nyaman, kini

Sesederhana Membaca

Sesederhana Membaca Kehadiran teknologi canggih di era global nan serba digital tak pelak telah mampu mengubah gaya hidup masyarakat. Dengan gadget dan dukungan koneksi internet, dunia serasa ada dalam genggaman. Sadar atau tidak manusia telah disihir menjadi generasi autis dimana gedget lah yang “pintar” dan manusia yang “bodoh”. Padahal seyogyanya gedget berperan untuk mempermudah sekaligus memaksimalkan kinerja manusia bukan malah menyetir manusia. Seakan tak bisa lepas dari gedget, apapun kegiatan nya, gedget adalah teman setia. Pada suatu titik, saat kita lelah menunggu seseorang atau menunggu antrian kita lebih memilih ber-gedget ria. Mungkin semua akan baik-baik saja jika kita menggunakan gedget secara bijak. Namun apa jadinya jika kita hanya menggunakan gedget untuk sekedar menyelami dunia maya di waktu luang.  Waktu tunggu kita tentulah tak berkualitas. Alangkah baik dan indahnya negeri ini jika kita bisa menunggu sembari membaca buku.  Ya, layaknya orang Jepang yang