Adu Kreativitas dalam Kata dan Visual Bermakna ala
Ramadhan
Iklan bernuansa
Islami rutin menghiasi layar televisi setiap tahunnya di bulan Ramadhan. Begitu
pula dengan ramadhan tahun ini. Iklan menjadi menjadi penyemarak televisi
dengan aneka konsep khas bulan suci. Jenis iklan sangat beragam, namun
didominasi iklan produk makanan dan minuman yang menggugah selera. Melalui
tagline nya iklan televisi berusaha menyampaikan pesan bernuanasa islami khas
Ramadhan. Terlepas pada akhirnya mempromosikan produknya.
Mengutip
definisi iklan dari kamus besar bahasa Indonesia KBBI, iklan didefinisikan
sebagai berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar
tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Dari definisi di atas kita bisa
menyimpulkan bahwa mendorong dan membujuk adalah komponen utama sekaligus
tujuan dari iklan, baik yang bersifat komersil maupun non komersil.
Kita bisa
mengapresiasi pihak pengiklan yang bagaimanapun telah berusaha menebar kebaikan
lewat pesan yang disampaikan melalui iklan. Sebagaimana firman Allah “Maka berlomba-lombalah kamu (dalam
melakukan) kebaikan” (QS al-Baqarah: 148 dan Al-Maidah: 48). Dari sini kita
tahu bahwa ternyata tak selamanya iklan komersil berorientasi pada keuntungan
dunia, melainkan juga keuntungan akhirat.
Televisi
merupakan media massa yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, termasuk
masyarakat Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari karakteristiknya yang memberi
banyak kemudahan bagi khalayak. Mengetahui kelebihan tersebut para pengiklan
khususnya di televisi menggunakan kesempatan ini untuk mencari ridho Illahi.
Mereka tak hanya mendorong atau membujuk konsumen untuk membeli produk mereka.
Lebih dari itu mereka juga berusaha
menyuarakan kebaikan-kebaikan yang sebaiknya dilakukan pada bulan Ramadhan.
Kreativitas
dalam kata dan visual bermakna sangat ketat bersaing menghiasi layar kaca. Kata
yang indah membuat orang terpesona, ditunjang visual yang memainkan perannya
dalam memberikan nyawa pada iklan. Dalam hal ini memainkan emosi penontonnya.
“Tiap orang punya kebiasaan berbeda menjalani
Ramadhan. Beda-beda sahurnya tapi niatnya sama.Beragam cara beribadah,
sama-sama memohon kepadanya. Sendiri atau barengan sama khusuknya. Buka
puasanya beda sama besyukurnya. Beda-beda menjalaninya, semua untuk menang”.
Begitulah isi
salah satu iklan produk makanan yang ada di televisi. Makna yang diampaikan
begitu dalam. Predikat bulan suci pada bulan ramadhan membuat kebaikan makin
gencar disuarakan.
Contoh lain
adalah iklan salah satu produk pasta gigi. Selama Ramadhan, iklan prdouk ini
menggunakan tagline berbasis bulan puasa yaitu "Menjaga kesegaran mulut
selama berpuasa".
Dalam hakikat
manusia sebagai makhluk Tuhan, materi bukanlah segalanya. Ada kalanya kebaikan
mengalahkan materi. Para pengiklan berusaha menyampaikan pesan-pesan kebajikan
kepada para konsumennya. Tujuan mulianya adalah agar para konsumen menangkap
makna iklan tersebut dan melakukan kebaikan sebagaimana yang disuarakan.
Apabila pesan iklan itu telah merasuk pada pikiran pemirsa, tak jarang menggiring
opini pemirsa ke arah positif. Menganggap perusahaan tersebut memiliki
kepedulian untuk menyampaikan kebaikan pada masyarakat luas. Sesimpel itu.
Sehingga kebaikan dunia dan akhirat sekaligus didapat.
Namun seyoyanya
kita sebagai pemirsa tak hanya menerapkan pesan moral Ramadhan hanya pada
momentum puasa Ramadhan. Melainkannya juga pada bulan-bulan selain bulan
Ramadhan. Sehingga kita bisa menjadi manusia yang bermartabat di hadapan Tuhan.
Setiap bulan hendaknya bisa kita lalui layaknya bulan Ramadhan.
Komentar
Posting Komentar