One Fine Day
Dia bukan
selebriti , Dia bukan menteri, Dia juga bukan politisi, Dia mahasiswa MMTC
“Mas
Gufron”. Begitulah beliau disapa oleh mahasaiswa MIK. Mahasiswa kedinasan semester 7 Hubungan
Komunikasi asal Balikpapan ini menjadi tamu istimewa di tengah semester ini.
Alhasil bisa dikatakan bahwa tengah semester ini berhasil ditutup dengan indah
berkat kehadiran Mas Gufron. Berawal dari pemuatan tulisannya di salah
satu surat kabar Yogya beberapa waktu lalu membuat Mas Gufron dirasa pantas
menjadi special guest di mata kuliah Media Planning kala itu (16/4). Kehadiran
Mas Gufron diharapkan bisa menjadi tauladan dan mampu memberikan spirit bagi
kawan-kawan MIK agar tidak lelah belajar menulis.
“Salut karena rajin menulis dan pernah
mengalami proses belajar yang tidak mudah. Hingga akhirnya berada di kasta
brahmana”
Itulah
alasan lain mengapa Mas Gufron dihadirkan di mata kuliah kepenulisan itu.
Sebagaimana yang diungkapkan Ibu Ismawati tentang sosok Mas Gufron.
Kisah perjalananan menuju keberhasilan menulis yang penuh lika-liku dan
perjuangan. Semuannya diawali dengan pengalaman menghimpun berita untuk radio
yang berlangsung selama tiga tahun. Dari tahun 2008 hingga 2010 dilalui dengan
berat. Mas Gufron pun menyederhanakannya dengan istilah “terpaksa” dan bisa
dibilang nekat. Nekat karena tidak ada basic
menulis.
Selain itu, menurut Mas Gufron, belajar menulis itu harus terjun ke
lapangan bukan sekedar teori. Hal ini juga diterapkan dalam usahannya
menghimpun berita radio banyak hal penting yang harus dilakukan seperti praktek
dan terjun ke lapangan.
Apakah kamu
punya mimpi yang sama??
Seperti pepatah banyak jalan menuju Roma, maka bisa dikatakan banyak
jalan untuk meraih kesuksesan. Salah satunya dengan menulis. Menulis yang
selalu diibaratkan dengan belajar berjalan. Dimulai dengan duduk, merangkak,
berdiri dan akhirnya bisa berjalan. Enaknya bisa berjalan bisa dikecap
seseorang pada akhirnya. Bisa naik sepeda, naik motor dan bisa berlari adalah
manfaat dari berjalan. Begitu pula halnya dengan kenikmatan kemahiran menulis.
Menulis menyimpan banyak manfaat. Utamanya bagi mahasiswa yang selalu berkutat
dengan yang namanya menulis.
“Diharapkan teman-teman bisa membuat tulisan yang bagus dimata kuliah
lain, karena faktanya sngat sedikit mata kuliah yang tidak ada hubungannya
dengan menulis”. Imbau Ibu Ismawati dalam kesempatan bersama Mas Gufron.
Ketika
kebuntuan menyapa pikiran. Ide tak mencuat di otak. Kata ambigu datang
menyergap. Kadang sebentar kadang kerap. Lalu kami (yang disebut mahasiswa)
harus bagaimana ??
“Cari referensi, mencari dan membaca tulisan, mengikuti alur menulis,
belajar, berlatih dan akhirnya menjadikan menulis sebagai suatu kebiasaan”
tutur Mas Gufron tentang rahasia kesuksesan menulisnya di pertemuan pertama
dengan kawan MIK.
Sharing dengan atasan juga sering dilakukan dengan atasannya agar
mendapat pencerahan. Dari sini kita tahu bahwa sharing dengan senior merupakan
hal yang penting. Tentunya senior dalam
bidangnya yaitu kepenulisan. Nah maka tepat sekali jika pertemuan perdana
dengan Mas Gufron ini kita sebut dengan sharing
dengan senior. Pasalnya telah banyak pengalaman yang ia peroleh demi berada
pada titik kesusksesannya saat ini.
Pemuatan tulisannya di salah satu surat kabar merupakan kesuksesannya
yang kesekian kali, setelah pada tahun sebelumnya ia pernah menyabet gelar
juara pertama penulisan esai dalam acara Pra Kongres Pranata Humas.
Tantangan
bukan halangan yang mampu membuat kesusksesan di usia muda hanyalah wacana.
Kesuksesan bukan datang dari langit dan didapat dengan mudah. Desahan
napas para kawan MIK terdengar saat Mas Gufron menceritakan tantangan nya dalam
membuat tulisan. Dimana beliau dituntut untuk membuat minimal 3 berita setiap
harinya. Padahal hari kerjanya adalah 6 hari dalam sepekan.
Dimulai dengan mencari referensi berita hingga kemudian mengembangkan di
lapangan dengan mencari narasumber dan memulai ritual yang disebut wawancara.
Dari pengalaman wawancara, Mas Gufron mengaku bisa bertemu orang sehingga
terbiasa berkomunikasi.
Dengan deadline yang ada setelah mendapatkan data di lapangan, dalam
perjalanan ke kantornya Mas Gufron sembari
memikirkan sudut pandang yang akan digunakan dalam tulisannya. Sudut
pandang bisa dari sisi ilmiah, sisi
wisata dan sisi-sisi lainnya. Sudut
pandang ini dapat dipecah dari satu topik.
Ketika
merangkai kata menjadi kalimat dan menyulapnya jadi paragraf bukan hal yang
mudah. Menulis bukanlah bermodal dengkul belaka. Bisa jadi mencuri ide patut
dicoba.
Mencuri ide bukan lah copas. Mencuri ide merupakan istilah keren yang
artinya mengadopsi berita yang sudah
ada. Ini merupakan asupan gizi dan referensi bagi sang penulis. Dengan sering
mengikuti alur tulisan, membuat kita lama kelamaan akan lebih gampang merangkai
tulisan. Ini adalah cara mengangkat
fenomena menjadi berita. Misalnya jika kita hendak membuat berita tentang
inflasi alangkah baiknya jika kita langsung ke BPS dan mencari data-data pendukung tentang berita yang hendak
kita buat, yaitu inflasi.
Menyesuaikan bahasa dengan media, karena bahasa antar media berbeda
adalah salah satu trik yang diungkapkan Mas Gufron agar tulisan kita dapat
dimuat di media.tulisan juga harus penting dan menarik bagi pembaca.
Komentar
Posting Komentar