Pendadaran
Tingkat Rakit dan Ramu SMP Negeri 9 Madiun
MADIUN. Setelah sebelumnya
melaksanakan Geladian Pimpinan Regu (DIANPINRU), kali ini SMP Negeri 9 Madiun
kembali menunjukkan keaktifan dalam dunia kepramukaan melalui “Pendadaran
Tingkat Rakit dan Ramu”. Pendadaran ini diwujudkan dalam bentuk kegiatan haking.
Acara ini diikuti 55 orang peserta yang terdiri dari 35 Penggalang Rakit
yang berasal dari kelas 7 dan 20 Penggalang Ramu yang merupakan kelas 8. Dengan
didampingi enam pembina pramuka dan beberapa orang guru yang bertugas sebagai
panitia, acara tahunan ini digelar pada Minggu (24/05).
Acara ini bersifat wajib bagi para Penggalang Pangkalan SMP Negeri 9
Madiun untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU) dan Tanda Kecakapan Khusus
(TKK) . Tanda tersebut berupa tanda perjalanan dan pengamatan, tingkat Madya
(bagi Dewan Penggalang Pramuka) dan tingkat Purwa (bagi Calon Dewan Penggalang
Pramuka).
Untuk Penggalang Ramu akan naik tingkat menjadi Penggalang Rakit,
sedangkan untuk Penggalang Rakit akan naik tingkat menjadi Penggalang Terap.
TKU untuk Penggalang sendiri berbentuk sebuah janur yang terlipat dua dengan
gambar Manggar, yakni nama bunga
pohon kelapa. Nantinya tanda ini akan dikenakan pada lengan baju sebelah kiri
dibawah tanda barung berwarna dasar
merah.
Pada pukul 6.00 WIB, para peserta berkumpul di halaman SMP Negeri 9
Madiun dan dilanjutkan upacara pemberangkatan yang dipimpin oleh Alex Susiyono,
SP.d selaku kepala sekolah SMP Negeri 9 Madiun. 2 truk disiapkan pihak sekolah
sebagai sarana transportasi untuk menuju ke lokasi haking yang berada di Sarangan, kabupaten Magetan.
Peserta Pendadaran Tingkat Rakit dan Ramu harus menempuh jarak tujuh
kilometer dimulai dari Ngerong dan berakhir di Telaga Sarangan, Magetan,
Jawa Timur. Lokasi ini dipilih karena dianggap memiliki rute yang menantang. Selama
perjalanan para peserta haking bisa
menikmati pemandangan, selain itu peserta juga disuguhkan berbagai pemandangan
kegiatan penduduk setempat.
“Pada kesempatan ini para siswa peserta Pendadaran Tingkat Rakit dan Ramu
sangat beruntung karena dapat melihat
pohon kesemek yang kini sudah mulai langka”. Tutur Kak Ratna, selaku
pembina pramuka bercerita tentang hal menarik dalam acara ini.
Berbekal buku dan peralatan
tulis, dalam perjalanan para peserta harus melalui 3 pos, dimana pada tiap pos
mereka diberikan beberapa pertanyaan dari kakak Dewan Penggalang Pramuka (DPP)
yang berasal dari kelas 9. Jawabannya
bisa didiskusikan dalam perjalanan menuju pos selanjutnya untuk kemudian
jawaban tersebut diserahkan pada kakak Dewan Penggalang Pramuka (DPP) di pos
berikutnya.
“Pertanyaan yang diajukan
tentang pengamatan alam sekitar. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi
mereka, sekaligus untuk melatih kerjasama kelompok.” Jelas Kak Ratna.
Komentar
Posting Komentar